Para pembaca mungin membayangkan tentang judul ini. Saya akan membahas tentang kedekatan Toxoplasma dengan mahasiswi fakultas kedokteran hewan. Mahasiswi fakultas kedokteran hewan dan dokter hewan merupakan profesi yang sangat dekat dengan hewan terutama kucing. Ada apa dengan kucing?. Kucing merupakan inang akhir Toxoplasma. Selain kucing bisa juga hewan anjing sebagai inang akhir.
Para pembaca mengetahui apa itu Toxoplasma dan apa pengaruhnya terhadap seorang wanita. Toxoplasma yang akan dibahas ialah dari spesies Toxoplasma gondii. Banyak mahasiswi fakultas kedokteran hewan yang belum mengetahui dan peduli tentang Toxoplasma ini. Banyak yang terlambat menyadari bahwa dirinya terkena Toxoplasma. Penyakit ini dinamakan Toxoplasmosis. Oleh karena itu saya menulis artikel ini untuk memberikan informasi dari berbagai sumber. Semoga ada membantu semua wanita yang dekat dengan kucing.
Gejala kelinis
Protozoa ini hidup dalam sel epitel usus muda hospes definitif contohnya kucing, sedangkan ookistanya dikeluarkan bersama tinjanya. Penularan parasit ini terjadi dengan tertelannya ookista dan kista jaringan dalam daging mentah atau kurang matang serta transplasental pada waktu janin dalam kandungan. Diagnosis infeksi protozoa ini dilakukan dengan mendapatkan antibodi IgM dan IgG anti T. gondii dalam tes serologi.
Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara yaitu makan daging mentah atau kurang rnasak yang mengandung kista T. gondii, ternakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja kucing, rnisalnya bersarna buah-buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi. Juga mungkin terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksi T. gondii. Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh T. gondii. Infeksi kongenital. Terjadi intra uterin melalui plasenta.
Toksoplasmosis biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa 50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala.
Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjer getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia, malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam titus, sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial.
Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan perkapuran intrakranial atau tetrade sabin yang disertai kelainan psikomotorik. Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala yang sangatberat dan menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas diberbagai organ penting dan juga pada sistem syaraf penderita.
Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa. Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya akibat infeksi kongenital.
Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi bermacam-macam jenisnya. Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata.
Cara mencegah terinfeksi Toxoplasma gondii.
- · Hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci.
- · Hindari menggosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
- · Cuci alas memotong, piring, serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah kontak dengan daging mentah.
- · Masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di pasteurisasi.
- · Sedapat mungkin kendalikan serangga-serangga yang dapat menyebarkan kotoran kucing seperti, lalat dan kecoa.
- · Jika anda memiliki peliharaan kucing, jangan biarkan kucing berkeliaran di luar rumah agar tidak tertular Toxoplasma.
- · Bersihkan kucing dengan memandikan, cuci kandang, dan tempat makannya.
- · Lakukan pemeriksaan kesehatan kucing ke dokter hewan secara rutin.
- · Gunakan sarung tangan ketika membersihkan kotoran kucing.
- · Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau kucing.
Sanitasi merupakan langkah yang ampuh untuk menghindari terjangkitnya Toxoplasma. Semoga kita sebagai calon dokter hewan mengetahui tentang penyakit ini. Sehingga memberikan keamanan bagi kita khususnya mahasiswi kedokteran hewan. Jadi kucing sehat dan kita juga terhindar dari penyakit yang dapat merugikan kita.
Referensi
Chaya, Indra. 2007. Epidemiologi “Toxoplasma gondii”.[terhubung berkala]. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-indra%20c4.pdf.(7 Oktober 2011).
Putra, Pandu. (2007). Cegah Toxoplasma sebelum dia menyerang anda dan bayi anda. http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/06/cegah-toxoplasma-sebelum-dia-menyerang-anda-dan-bayi-anda. .(7 Oktober 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar