Tampilkan postingan dengan label Veteriner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Veteriner. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Januari 2014

AWAS LEPTOSPIROSIS SAAT BANJIR!

Banjir sekarang di mana-mana melanda negeri yang memiliki dua musim iklim ini. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi. Hal tersebut menyebabkan setiap tahun negara ini selalu dilanda oleh banjir saat musim hujan. Belum ada upaya yang signifikan dari semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini setiap tahun. Bahkan baru2 ini di Manado banjir bandang memakan korban lebih dari 20 jiwa. Banjir juga membuat aktivitas masyarakat menjadi terganggu. Ekonomi masyarakat menurun, lahan petanian terendam dan para petani merugi, akses jalan pun terputus akibat banjir.
Sumber
Tidak kalah mirisnya ibu kota negara ini (Jakarta) pun kebanjiran setiap tahunnya. Yang memprihatinkan tingginya jumlah pengungsi yang tinggal di penampungan sementara. Pusat Kendali Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta mencatat jumlah pengungsi di Ibu Kota akibat banjir sejak pekan lalu telah mencapai 63.958 jiwa hingga Senin, 20 Januari 2014, pukul 06.00 WIB. Pengungsi terbanyak terdapat di Jakarta Timur, sebanyak 20 ribu jiwa [Sumber]. Bantuan pun tidak hanya dari pemerintah, namun dari seluruh masyarakat Indonesia membantu memberikan bantuan kepada para pengungsi.
Sumber
Permasalahan yang melanda para pengungsi yang terpenting ialah sumber air bersih. Sumber air bersih di perlukan untuk kegiatan memasak makanan, air minum, dan MCK. Tingkat kebersihan yang kurang di tempat pengungsian dapat menyebabkan tertularnya penyakit. salah satunya Leptospirosis.

Senin, 10 Juni 2013

bidang kerja Dokter Hewan

Menurut OIE (Organisasi International Kesehatan Hewan ) ada 33 bidang kerja Dokter Hewan di 110 negara antara lain :
  1. Food Technology
  2. Food Inspection
  3. Food Hygiene
  4. Consumer Protection
  5. Laboratories
  6. Legislation
  7. Artificial Breeding
  8. Zoos
  9. Laboratory Animal
  10. Animal Wellfare
  11. Zoonoses
  12. Veterinary Medicine
  13. Clinical Health Care
  14. Diseases Control
  15. Exotic Diseases
  16. Epidiomology
  17. Quarantine
  18. Livestock and Animal Product
  19. Aqua Culture
  20. Wildlife
  21. Environmental Protection
  22. Nutrition
  23. Parasitology
  24. Teaching
  25. Research and Development
  26. Livestock Marketing
  27. Publications
  28. Economics
  29. Import Animal Product
  30. Livestock industry Organization
  31. Administration
  32. International Cooperation
  33. Profesional Organization
Sumber

Senin, 31 Oktober 2011

Tokoh Islam dalam Kedokteran Hewan

Terkait dengan profesinya sebagai dokter hewan, Usman mengatakan bahwa Islam adalah agama di dunia yang paling cepat perkembangannya, karena Islam mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, termasuk pada hewan. Islam, kata Dokter Usman, mengatur kewajiban manusia pada hewan, khususnya cara-cara penyembelihan hewan yang bisa dimakan.
Muslim dilarang menyembelih hewan di depan hewan lainnya dan disarankan agar proses penyembelihan dilakukan dengan cepat dan diusahakan hanya sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit bagi hewan. Islam juga mengajarkan bagaimana cara berburu hewan dengan cara yang manusiawi.
“Kami memiliki tuntunan adalam agama dari setiap langkah-langkahnya,” kata Profesor Siddiqi menguatkan pernyataan koleganya.

Bermula dari keingintahuan, ilmuwan Muslim mengembangkan bidang baru dalam kedokteran, yaitu kedokteran hewan. Pengembangan kajian ini biasanya berpijak pada ilmu lain yang sebelumnya dikembangkan, yaitu zoologi. Salah seorang ilmuwan Muslim yang berjasa memajukan bidang zoologi adalah ad-Damiri.
Tokoh yang hidup pada abad ke-14 itu menulis buku ensiklopedi hewan berjudul Hayat al-Hayawan al-Kubra. Ia sering mengembara ke berbagai wilayah untuk meneliti beragam jenis hewan. Al-Jahiz merupakan pakar zoologi yang tak kalah terkenal. Buku yang ia tulis berjudul Kitab al-Hayawan.
Buku al-Jahiz berisi penjelasan lengkap mengenai anatomibinatang, makanan, serta manfaat yang diperoleh hewan ternak. Dengan mengandalkan kajian zoologi, para dokter hewan bisa mengetahui karakteristik hewan tertentu. Dan, kajian tersebut sangat membantu untuk menghasilkan obat dan metode penanganan kesehatan hewan, termasuk menghindarkan hewan dari serangan penyakit.
Para dokter pun mengetahui metode pengembangbiakan, pemilihan pakan, dan perawatan hewan. Risalah paling awal tentang kedokteran hewan di dunia Islam berasal dari terjemahan karya ilmuwan Yunani kuno, Theomnestus, pada abad ke-4.
Abu bakar al baytar (w.thn 1340)
pengarang buku tentang kedokteran hewan yang pertama

Alih bahasa teks ilmiah tersebut dilakukan Hunayn ibnu Ishaq. Pada abad ke-9, hadir teks kedokteran hewan berbahasa Arab dengan judul Kitab al-Baytara fi Sifat al-Dawab min al-Khayl. Teks ini diterjemahkan dari buku medis yang berasal dari Persia. Pada perjalanannya, peradaban Islam berhasil melahirkan sejumlah dokter hewan.



Mereka bereputasi tinggi dan banyak berkontribusi dalam pengembangan kajianini. Sebut saja, misalnya, Abu Ubaydah (728-825). Ia menyusun buku yang terdiri dari 50 volume. Ia menjelaskan segala aspek kesehatan hewan. Cendekiawan ini juga menguraikan penjelasan terperinci tentang kuda.
Mulai dari cara pengembang-biakan, pemeliharaan, hingga manfaatnya. Sosok lainnya adalah Ibnu al-Awwan. Buku yang berhasil ia susun adalah Kitab al-Filaha yang berisi penjelasan teknik pemeliharaan hewan. Ibnu al-Baytar menyusun risalah far-makologi yang di dalamnya juga ia selipkan bab khusus membahas kedokteran hewan.
Pengobatan hewan
Sementara itu, Ahmad bin Muhammad al-Ishbili dalam Al-Muqhni fi al-Filaha berbicara tentang teknik pengobatan hewan. Ia menekankan pada upaya pencegahan. Sejumlah langkah yang ia sarankan dalam pencegahan itu adalah menjaga kebersihan kandang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan pemberian pakan yang berkualitas.
Sumbangan yang signifikan diberikan pula oleh al-Ghazali. Ia dikenal sebagai pakar di bidang kedokteran dan biologi. Pemikiran dan karyanya berhasil memacu bangkitnya studi kedokteran, khususnya ilmu anatomi dan pembedahan.
Dalam buku The Revival of the Religious Sciences, ia mendorong umat Islam mempelajari ilmu pengobatan. Uraian soal anatomi dan pembedahan, termasuk pada hewan, ia jelaskan dalam bukunya. Belajar anatomi, kata al-Ghazali, dapat membantu umat Islam memahami kegunaan bagian-bagian tubuh dan struktur tubuh.
Biasanya, literatur-literatur kedokteran hewan maupun zoologi hewan yang paling banyak dibicarakan.adalah kuda. Alasannya, kuda merupakan hewan yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat. Sejak lama, manusia dan kuda seolah tak terpisahkan satu sama lain.
Berbeda dengan hewan lain, kuda juga memiliki paling banyak kegunaan bagi manusia.
Kuda adalah hewan tunggangan yang bisa berlari kencang, terutama bagi keperluan transportasi darat. Di samping itu, kuda punya tenaga yang kuat sehingga mampu menarik kereta barang.
Dalam dunia militer, banyak negara membentuk satuan pasukan berkuda. Begitu pula dalam ajang olaharaga. Kenyataan ini mendorong banyak kalangan termasuk ilmuwan untuk melakukan banyak kajian terhadap hewan ini. Hal ini ditegaskan oleh sejarawan sains Maqbul Ahmed dan Albert Zaki Iskandar dalam Science and Technology in Islam.
Menurut mereka, kuda telah menjadi objek peneli-tian yang sangat penting. Ini dilatarbelakangi oleh sikap orang-orang Arab yang selalu ingin menjaga kudanya tetap sehat dan kuat. Juga seperti diceritakan oleh Abu al-Maali dalam bukunya Bulugh al-Arab fi Ahwal al-Arab.
"Pengetahuan bangsa Arab tentang kuda jauh melebihi pengetahuan mereka tentang hewan-hewan lainnya," kata al-Maali. Sebuah buku lainya yang ada pada abad ke-14 berjudul Kamil al-Sina Atayn fi al-Baytara wa al-Zarqada, yang juga membahas soal kuda. Penulisnya adalah Ibnu al-Mundhir.
Al-Mundhir memberikan banyak informasi obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan hewan, termasuk kuda. Juga terdapat teknik-teknik untuk melatih kuda. Teks-teks kedokteran hewan hasil pemikiran para ilmuwan Muslim kemudian diadopsi kalangan Barat. ed ferry kisihandi

Profesi dokter hewan adalah salah satu profesi yang mulia. Dokter hewan tidak hanya bekerja mengobati hewan yang sakit, tetapi lebih ke arah mewujudkan kesehatan hewan, yang nantinya akan menunjang kesehatan manusia. Jika hewan yang dikonsumsi oleh manusia itu sehat, maka manusianya pun akan sehat dan sejahtera. Dokter hewan adalah jembatan antara kesehatan hewan dengan kesehatan manusia. Semoga aku bisa menjadi dokter hewan yang bermanfaat banyak bagi umat. Hidup Dokter Hewan
Larangan membunuh semut
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang semut dan membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih. (Shahih Muslim No.4157)
Haram membunuh kucing
• Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4160)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang tidak diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya mencari makanan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4161)
Keutamaan memberi makan dan minum kepada binatang ternak yang mulia
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur dan bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang kehausan seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia meminumkan air itu kepada anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena binatang-binatang seperti ini? Rasulullah saw. menjawab: Pada setiap yang bernyawa (mahluk hidup) ada pahalanya. (Shahih Muslim No.4162)
• Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa pada suatu hari yang sangat panas seorang wanita pelacur melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya (untuk mengambil air sumur yang akan diminumkan kepada anjing), lalu wanita itu diampuni dosanya. (Shahih Muslim No.4163) 

Sumber : http://spiritofveteriner.blogspot.com/2011/01/tokoh-tokoh-islam-dalam-kedokteran.html

Minggu, 30 Oktober 2011

Perdulikah Kita Terhadap Animal Welfare?

Seblumnya kita harus memahami apa makna animal welfare. Animal welfare atau kesejahteraan hewan adalah suatu usaha yang timbul dari kepedulian kita sebagai manusia untuk memberikan lingkungan yang sesuai untuk binatang. Tujuannya agar dapat meningkatkan kwalitas hidup hewan peliharaan, khususnya yang terikat dan terkurung.

Kesejahteraan hewan disini tidak disama artikan dengan kesejahteraan manusia. Perlakukanlah hewan semestinya mereka mempunyai fitrah sebagai ciptaan Allah.

Dalam Animal welfare dikenal Five of Freedom atau lima kebebasan yang harus dimiliki hewan peliharaan untuk dapat hidup layak dan normal. Five of Freedom yang dicetuskan oleh Inggris pada tahun 1992 itu terdiri atas;
  • Freedom from hunger and thirst.
Freedom from hunger and thirst atau bebas dari rasa lapar dan haus dilakukan dengan pemberian pakan (makanan dan minuman) yang tepat, proporsional, higienis dan memenuhi kandungan gizi sesuai kebutuhan masing-masing binatang.
  • Freedom from thermal and physical discomfort.
Freedom from thermal and physical discomfort atau bebas dari panas dan rasa tidak nyaman secara fisik dilakukan dengan menyediakan lingkungan, tempat tinggal, tempat istirahat dan fasilitas lainnya yang nyaman dan sesuai dengan perilaku hewan tersebut. Paling tidak hewan memerlukan dua tempat yang berbeda yakni tempat terbuka untuk beraktifitas dan tempat tertutup untuk beristirahat. 
  • Freedom from injury, disease and pain.
Freedom from injury, disease and pain atau bebas dari luka, penyakit dan sakit dapat dilakukan dengan melakukan perawatan, tindakan untuk pencegahan penyakit, diagnosa penyakit serta pengobatan yang tepat terhadap binatang peliharaan.
  • Freedom to express most normal pattern of behavior.
Freedom to express most normal pattern of behavior atau bebas mengekspresikan perilaku normal dan alami dilakukan dengan penyediaan ruang dan kandang yang memadai dan fasilitas yang sesuai dengan perilaku alami hewan. Termasuk penyediaan teman (binatang sejenis) atau bahkan pasangan untuk berinteraksi sosial maupun melakukan perkawinan.
  • Freedom from fear and distresss.
Freedom from fear and distresss atau bebas dari rasa takut dan penderitaan dilakukan dengan memastikan bahwa kondisi dan perlakuan yang diterima hewan peliharaan bebas dari segala hal yang menyebabkan rasa takut dan stress seperti konflik dengan spesies lain dan gangguan dari predator.

Pernahkah pembaca memperhatiakan hewan disekeliling kita.
Kuda delman.

 DOC berwarna.

Adu Ayam.

Topeng Moyet.

Penyembelihan Sapi yang salah.

Hewan sirkus.


Pernahkah kita peduli terhadap mereka. Pernahkah kita merasa iba terhadap mereka. Pernahkah kita merasa menghargai mereka. Sesungguhnya mereka sama seperti kita merupakan makhluk ciptaan Allah.

Dan tidaklah binatang-binatang yang ada di bumi dan  burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan  umat-umat (juga)  seperti manusia...”  (QS. Al-An’am  [6] : 38)


Keagungan suatu negara dan kemajuan moralitasnya dapat dinilai dari cara mereka memperlakukan hewan mereka.(Mahatma Gandhi)



Semoga dengan membaca tulisan ini pembaca memiliki perubahan sikap dalam menghargai semua ciptaan Allah. Dan semoga bangsa ini menjadi bangsa yang memiliki moralitas yang tinggi dan menjadi bangsa yang besar.

Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/Animal_welfare

Kamis, 27 Oktober 2011

Sejarah Kedokteran Hewan di Indonesia

 
Pada abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda merasa membutuhkan tenaga kesehatan hewan menangani Kavaleri, sapi perah dan sapi pekerja. Kemudian pada tahun 1820 mereka mendatangkan dokter hewan dari Belanda yaitu R.A. Coppreters. Pada tahun 1834, Dokter hewan korps Kavaleri mulai didatangkan secara teratur. Pada tahun 1860 dibangun Sekolah Kedokteran Hewan di Surabaya. Pendidikan berlangsung selama 2 tahun. Namun sekolah tersebut ditutup pada tahun 1975 karena kurang dukungan dari politisi dan tentara kolonial.
Pada tahun 1892 Janeman, anggota parlemen Belanda, mengusulkan pada Gubernur Jenderal Pynacker Hordyk agar mendirikannya lembaga pendidikan untuk ajun dokter hewan pribumi (Inlandsche veeartsen) di Batavia karena terjadi ledakan wabah rinderpest yang terjadi mulai tahun 1879. Namun usul tersebut  mendapat tentangan dari kalangan ilmuan, birokrat dan militer colonial dikarenakan kehadiran dokter hewan pribumi dengan gaji rendah dan keterampilan yang menyamai dokter hewan eropa dikhawatirkan akan menyaingi posisi mereka di dalam pemerintahan.
Kemudian pada 5 Mei 1907, Profesor Melchior Treub, Direktur Pertanian, mendirikan sekolah veteriner dan sebuah laboratorium yang pendidikan di Cimanggu Kecil Bogor. Lalu Cursus tot Opleiding van Inlandsche Veeartsen dipimpin oleh Dr. L. De Blick dengan Kepala Veeartsenlkunding Laboratorium (VL)  drh. De Does dan lama pendidikan selama 1 tahun. Pada tahun 1927 terjadi pemisahan NIVS dan VL. Pada Juni 1938, NIVS mendapat fasilitas baru di Kedung Halang Bogor serta memiliki asisten pengajar dari bangsa Indonesia yaitu R. Noto Soediro, Sikar, dan M. Nazar.
Perubahan terjadi lagi pada masa kependudukan Jepang (1942-1945). NIVS diubah menjadi Bogor Zyni Cakko (Sekolah Dokter Hewan Bogor) yang dipimpin perwira tentara Dai Nippon – Iwamoto. Pada 20 September 1946 didirikan Balai Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (BPTKH) dengan Rektor Magnifleus : Dr. Mohede
Saat Agresi Militer Belanda I (1947) menduduki Bogor. Kelas Pengungsian di Klaten  diubah Fakultas Kedokteran Hewan UGM (1949). Sedangkan saat kependudukan Belanda di Bogor (1947 – 1949), kampus PTKH dan sekitarnya ditutup digunakan      sebagai kamp tawanan Jepang dan RAPWI lalu Pemerintah Federal membentuk Facultet der  Diergeneeskundige dari Universiteit van Indonesia. Perkembangan Pendidikan Kedokteran Hewan setelah penyerahan kedaulatan RI yaitu :

1950 : Facultet Kedokteran Hewan, Universitet  Indonesia (FKH – UI)
1955 : Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Indonesia  (FKHP – UI)
1961 : Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan dan Perikanan Laut, UI (FKHPPI – UI)
1961 : Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Syahkuala (FKHP – UI)
1963 : Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH – IPB)
1972 : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga – Surabaya.(FKH – UNAIR) yang merupakan pecahan dari Fakultas Peternakan dan Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya. Fakultas Peternakan di UB dan FKH di UNAIR
1981 : Program Studi Kedokteran Hewan     Universitas      Udayana – Bali (PSKH – UNUD)

Kalo tahun 2011 ini udah ada 10 Universitas yang ada FKH/PSKHnya yaitu, Universitas Syahkuala Aceh, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta, Universitas Airlangga (UNAIR) Sby, Universitas Udayana Bali, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Universitas Brawijaya (UB) Malang, Universitas Nusa Tenggara Barat (UNTB), dan yang baru dibuka tahun 2010 kemaren adalah Universitas Hasanudin Makasar dan Universitas Cendana (UNDANA) NTT. (gpp)
 
(Sumber: Presentasi Etika Legislasi Veteriner dalam Prespektif Sejarah oleh drh. Fadjar Satrija, Bagian Parasitologi dan Patologi FKH IPB

Selasa, 25 Oktober 2011

MALARIA PADA UNGGAS

Oleh : Lucky Agung Iskandar

 Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini  masih merupakan salah satu masalah kesehatan dunia terutama di negara sedang berkembang pada kawasan tropik dan subtropik. Di Indonesia sampai saat ini angka penyakit malaria masih cukup tinggi terutama di luar daerah Jawa dan Bali.
Penyakit malaria tidak hanya pada manusia yang selama ini kita ketahui. Penyakit malaria bisa menyerang hewan mulai dari reptil hingga primata. Pada peternakan unggas, penyakit ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi. Dampak yang diberikan kepada peternakan unggas mengakibatkan produksi menjadi turun baik itu bobot badan dan jumlah telur. Sehingga menjadi masalah yang menggangu para peternak unggas.
Plasmodium berada di vektor terdapat pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex sp. Sporozoit dari liur nyamuk betina yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima. Vektor untuk Plasmodium nyamuk dalam genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia, dan Aedes. Vektor yang diketahui kini bagi penyakit malaria pada manusia (>100 spesies) semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung dibawa oleh dari genus Culex. Siklus hidup Plasmodium pada fase sporozaid berpindah ke hati dan menembus hepatosit. Tahapan dorman bagi sporozoit Plasmodium dalam hati dikenal sebagai hipnozoit. Dari hepatosit, parasit berkembang biak menjadi ribuan merozoit yang kemudian menyerang sel darah merah (Noble 1989).
Di sel darah merah parasit membesar dari bentuk cincin ke bentuk trofozoid dewasa. Pada tahapan skizon, parasit membelah beberapa kali untuk membentuk merozoit baru yang meninggalkan sel darah merah dan bergerak melalui saluran darah untuk menembus sel darah merah baru. Kebanyakan merozoit mengulangi siklus ini secara terus-menerus, tetapi sebagian merozoit berubah menjadi bentuk jantan atau betina (gametosit) di dalam darah yang kemudian diambil oleh nyamuk betina yang menusuk inang (Noble 1989).
Dalam perut tengah nyamuk, gametosit membentuk gamet dan menyuburkan satu sama lain, membentuk zigot motil yang dikenal sebagai ookinet. Ookinet menembus dan lebas dari perut tengah, kemudian membenamkan diri pada membran perut luar. Di sini mereka terbelah berkali-kali untuk menghasilkan sejumlah besar sporozoit halus memanjang. Sporozoit ini berpindah ke kelenjar liur nyamuk, di mana ia ditusuk masuk ke dalam darah inang kedua yang digigit nyamuk. Sporozoit bergerak ke hati di mana mereka mengulangi siklus ini (Noble 1989). 
Masa inkubasi parasit ini adalah 5-10 hari, dan lamanya parasit ini didalam darah adalah 7-27 hari dan suhu berfluktuasi. Gejala klinis yang ditunjukkan adalah munculnya bintik-bintik merah di bawah kulit dan di permukaan kulit, bahkan otot. Ayam terlihat sangat lesu dan sangat sering menggigil kedinginan. Feses akan berwarna kehijauan dan encer. Gejala yang terlihat pada ayam akibat  Plasmodium dapat dibagi dalam tiga bentuk yaitu bentuk akut, bentuk kurang akut, bentuk paralisis.
 Bentuk akut terlihat ayam meringkuk disudut kandang, muka dan jengger bengkak, kondisi semakin buruk dan mati dalam waktu singkat dan pada pemeriksaan ulas darah 80% dari sel darah merahnya mengandung Plasmodium. Bentuk kurang akut ayam terlihat pucat pada muka dan jengger, kondisi lemah dan ada diare berwarna hijau. Bentuk paralisis, bentuk ini tidak banyak dijumpai dan biasanya terjadi pada pada ayam yang sembuh dari serangan akut dan sudah diobati. Bentuk paralisis terjadi karena adanya hambatan pada buluh darah di otak yang berisi merozoit biasanya terjadi pada tahap eksoeritrosit dan umumnya ayam akan mengalami kematian karena sudah susah diobati. Gejala klinis lainnya adalah hewan sulit bernafas, anemia, nafsu makan menurun, kekurusan, bulu mengerut tidak teratur dan ayam mengalami depresi ( Sriwijati 1985).
               Plasmodium merupakan protozoa yang mengakibatkan penyakit malaria pada hewan dan manusia. Vektor biologis penyakit malaria pada unggas adalah nyamuk Culex dan Aedes, sedangkan pada manusia adalah Anopheles. Perkembangbiakan secara aseksual terjadi pada tubuh inang dan secara seksual terjadi pada tubuh vektor. Apabila tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Sumber referensi
Nobel, E. R.and Nobel, G. A. 1989. Parasitologi: Biologi Parasit Hewan, Edisi 5. Ahli bahasa oleh Wardiarto.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sriwijati Muljani. 1985. Penyakit Malaria pada ayam sebagai akitat dari infeksi Plasmodium galinaceum. [Skrips]. Fakultas kedokteran hewan. IPB. Bogor. [terhubungberkala]http://repository.ipb.ac .id/ bitstream /handle/ 123456789/39798/E85msr_abstract.pdf?sequence=2[12 September 2011].

Jumat, 07 Oktober 2011

MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN VS TOXOPLASMA SP.


Para pembaca mungin membayangkan tentang judul ini. Saya akan membahas tentang kedekatan Toxoplasma dengan mahasiswi fakultas kedokteran hewan.  Mahasiswi fakultas kedokteran hewan dan dokter hewan merupakan profesi yang sangat dekat dengan hewan terutama kucing. Ada apa dengan kucing?. Kucing merupakan inang akhir Toxoplasma. Selain kucing bisa juga hewan anjing sebagai inang akhir.
Para pembaca mengetahui apa itu Toxoplasma dan apa pengaruhnya terhadap seorang wanita. Toxoplasma yang akan dibahas ialah dari spesies Toxoplasma gondii. Banyak mahasiswi fakultas kedokteran hewan yang belum mengetahui dan peduli tentang Toxoplasma ini. Banyak yang terlambat menyadari bahwa dirinya terkena Toxoplasma. Penyakit ini dinamakan Toxoplasmosis. Oleh karena itu saya menulis artikel ini untuk memberikan informasi dari berbagai sumber. Semoga ada membantu semua wanita yang dekat dengan kucing.

Gejala kelinis
Protozoa ini hidup dalam sel epitel usus muda hospes definitif contohnya kucing, sedangkan ookistanya dikeluarkan bersama tinjanya. Penularan parasit ini terjadi dengan tertelannya ookista dan kista jaringan dalam daging mentah atau kurang matang serta transplasental pada waktu janin dalam kandungan. Diagnosis infeksi protozoa ini dilakukan dengan mendapatkan antibodi IgM dan IgG anti T. gondii dalam tes serologi.
Manusia dapat terinfeksi oleh T. gondii dengan berbagai cara yaitu makan daging mentah atau kurang rnasak yang mengandung kista T. gondii, ternakan atau tertelan bentuk ookista dari tinja kucing, rnisalnya bersarna buah-buahan dan sayur-sayuran yang terkontaminasi. Juga mungkin terinfeksi melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita toksoplasmosis laten kepada resipien yang belum pernah terinfeksi T. gondii. Kecelakaan laboratorium dapat terjadi melalui jarum suntik dan alat laboratoriurn lain yang terkontaminasi oleh T. gondii. Infeksi kongenital. Terjadi intra uterin melalui plasenta.
Toksoplasmosis biasanya tidak diketahui karena jarang menimbulkan gejala. Tetapi bila seorang ibu yang sedang hamil mendapat infeksi primer, ada kemungkinan bahwa 50% akan melahirkan anak dengan toksoplasmosis kongenital. Gejala yang dijumpai pada orang dewasa maupun anak-anak umumnya ringan. Gejala klinis yang paling sering dijumpai pada toksoplasmosis dapatan adalah limfadenopati dan rasa lelah, disertai demam dan sakit kepala.
Pada infeksi akut, limfadenopati sering dijumpai pada kelenjer getah bening daerah leher bagian belakang. Gejala tersebut di atas dapat disertai demam, mialgia, malaise. Bentuk kelainan pada kulit akibat toksoplasmosis berupa ruam makulopapuler yang mirip kelainan kulit pada demam titus, sedangkan pada jaringan paru dapat terjadi pneumonia interstisial.
Gambaran klinis toksoplasmosis kongenital dapat bermacam-macam. Ada yang tampak normal pada waktu lahir dan gejala klinisnya baru timbul setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun. Ada gambaran eritroblastosis, hidrops fetalis dan triad klasik yang terdiri dari hidrosefalus, korioretinitis dan perkapuran intrakranial atau tetrade sabin yang disertai kelainan psikomotorik. Toksoplasmosis kongenital dapat menunjukkan gejala yang sangatberat dan menimbulkan kematian penderitanya karena parasit telah tersebar luas diberbagai organ penting dan juga pada sistem syaraf penderita.
Gejala susunan syaraf pusat sering meninggalkan gejala sisa, misalnya retardasi mental dan motorik. Kadang-kadang hanya ditemukan sikatriks pada retina yang dapat kambuh pada masa anak-anak, remaja atau dewasa. Korioretinitis karena toksoplasmosis pada remaja dan dewasa biasanya akibat infeksi kongenital.
Akibat kerusakan pada berbagai organ, maka kelainan yang sering terjadi bermacam-macam jenisnya. Kelainan pada bayi dan anak-anak akibat infeksi pada ibu selama kehamilan trimester pertama, dapat berupa kerusakan yang sangat berat sehingga terjadi abortus atau lahir mati, atau bayi dilahirkan dengan kelainan seperti ensefalomielitis, hidrosefalus, kalsifikasi serebral dan korioretinitis. Pada anak yang lahir prematur, gejala klinis lebih berat dari anak yang lahir cukup bulan, dapat disertai hepatosplenomegali, ikterus, limfadenopati, kelainan susunan syaraf pusat dan lesi mata.

Cara mencegah terinfeksi Toxoplasma gondii.
  • ·         Hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci.
  • ·         Hindari menggosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
  • ·         Cuci alas memotong, piring, serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah kontak dengan daging mentah.
  • ·         Masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di pasteurisasi.
  • ·         Sedapat mungkin kendalikan serangga-serangga yang dapat menyebarkan kotoran kucing seperti, lalat dan kecoa.
  • ·         Jika anda memiliki peliharaan kucing, jangan biarkan kucing berkeliaran di luar rumah agar tidak tertular Toxoplasma.
  • ·         Bersihkan kucing dengan memandikan, cuci kandang, dan tempat makannya.
  • ·         Lakukan pemeriksaan kesehatan kucing ke dokter hewan secara rutin.
  • ·         Gunakan sarung tangan ketika membersihkan kotoran kucing.
  • ·         Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau kucing.

Sanitasi merupakan langkah yang ampuh untuk menghindari terjangkitnya Toxoplasma. Semoga kita sebagai calon dokter hewan mengetahui tentang penyakit ini. Sehingga memberikan keamanan bagi kita khususnya mahasiswi kedokteran hewan. Jadi kucing sehat dan kita juga terhindar dari penyakit yang dapat merugikan kita.

Referensi

Chaya, Indra. 2007. Epidemiologi “Toxoplasma gondii”.[terhubung berkala]. http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-indra%20c4.pdf.(7 Oktober 2011).

Putra, Pandu. (2007). Cegah Toxoplasma sebelum dia menyerang anda dan bayi anda. http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/06/cegah-toxoplasma-sebelum-dia-menyerang-anda-dan-bayi-anda. .(7 Oktober 2011).