Setelah beras putih organik marak di pasaran, Alumni IPB Sukses Mandiri mencoba mempopulerkan beras merah-putih yang merupakan campuran beras merah dan beras putih. Dengan perbandingan 1 beras merah untuk 9 beras putih, varian tersebut banyak digemari masyarakat.
Kukuh Roxa PH bersama Alumni IPB Sukses Mandiri Kembangkan Beras Merah Putih
Beras Merah Putih adalah salah satu produk unggulan Alumni IPB Sukses Mandiri. Tim yang terbentuk sejak 2009 ini terbukti sukses menggabungkan beras organik putih yang rasanya lebih akrab di lidah orang Indonesia dengan beras organik merah yang mengandung magnesium dan serat tinggi. Mereka menggabungkan beras putih dan beras merah dengan perbandingan 1 beras merah berbanding 9 beras putih.
“Racikan ini tidak sembarangan. Kita sudah meriset berbagai perbandingan beras merah-putih, dan ternyata masyarakat lebih menyukai komposisi 1 banding 9 ini,” jelas Kukuh Roxa PH, salah satu anggota Alumni IPB Sukses Mandiri.
Pangsa pasar beras merah-putih mereka pun tak hanya di Jawa Timur. Dengan kapasitas produksi 50 ton per bulan, mereka telah menjadi salah satu pemasok beras di Bali. Menyadari tingginya gizi yang terkandung dalam beras merah-putih, tim yang dirintis 7 mahasiswa IPB ini juga memasok beras untuk yayasan grahita.
“Alhamdulillah beras merah putih organik telah sebulan dikonsumsi. Menurut terapis di sana (beras Merah Putih) membuat perkembangan yang signifikan dalam tumbuh kembang mereka, terutama dari konsentrasi, nafsu makan dan lebih tenang.”
Beras Merah Putih Menangkan IVAP
Kesuksesan pemenang Impact Ventures Accelerator Program (IVAP) ini tidak datang begitu saja. Tahun 2010 mereka fokus mempelajari teknologi pertaninan beras termasuk bagaimana menghasilkan padi yang tahan penyakit dan rasanya enak. Di tahun berikutnya, Alumni IPB Sukses Mandiri fokus mengedukasi para petani 14 kecamatan di Banyuwangi. Awal tahun 2012 barulah mereka membenahi manajemen seraya melakukan perluasan pasar.
Hingga kini Alumni IPB telah mengawal kesuksesan lebih dari 120 petani. Tak hanya memberi edukasi tentang menanam beras organik, hasil panen petani pun mereka beli dengan harga yang layak.
Ananda Siregar, salah satu penggagas GEPI bersama Mark Wang, Executive Director GEPI
Executive Director Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI), Mark Wang, menjelaskan, “mereka terpilih sebagai pemenang IVAP karena bisnis agrikultur yang mereka jalankan tidak hanya menghasilkan keuntungan dan sustainable, tetapi juga meningkatkan taraf hidup kalangan bawah.”
Menurut Mark Wang, yang seharusnya menjadi fokus utama entrepreneur sosial saat ini adalah bagaimana menyelesaikan permasalahan domestik melalui entrepreneurship. Model bisnis semacam inilah yang akan disokong GEPI berupa pendanaan dan edukasi selama 2 tahun.
“Kami tidak hanya meminjamkan modal US $ 50 ribu, tetapi juga memberi mentor bisnis yang akan mendampingi Kukuh dan timnya. Dua mentor sengaja kami datangkan dari Eropa dan Amerika,” jelas Mark Wang. Pria Kanada ini juga menuturkan bahwa salah satu mentor bisnis mereka berpengalaman di bidang agrikultur, sementara yang lainnya ahli dalam urusan finansial.
Rencananya, Alumni IPB Sukses Mandiri akan menggunakan pinjaman modal dari GEPI ini untuk menghidupkan kembali salah satu penggilingan padi di Banyuwangi.
“Selama ini kita masih menyewa penggilingan padi dengan tarif Rp 25 per kilogram,” pungkas Kukuh.
sumber : http://swa.co.id/entrepreneur/beras-merah-putih-alumni-ipb-sukses-mandiri-rebut-us-50-ribu-dari-ivap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar