Kamis, 19 Juli 2012

[IM-HAN] MASA DEPAN INDONESIA ADA DI TANGAN MU , ANAK INDONESIA



Kepada
Seluruh Anak Indoneisa
DI Sabang sampai Merauke

Assalamualaikum wr. wb.
            Perkenalkan saya Lucky Agung Iskandar. Saya adalah mahasiswa Kedokteran  Hewan di Institut Pertanian Bogor. Sekarang saya akan memasuki semester 7. Saya berasal dari Lebak, Banten. Ya mungkin teman-teman jarang mendengar tempat ini bahkan tidak tahu. Saya ialah putra daerah. Daerah yang tidak terlalu maju dibandingkan dengan daerah yang ada di pulau jawa secara keseluruhan. Namun daerah ini memiliki banyak sekali lahan yang belum secara optimal dimanfaatkan. Daerah yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Sayang di daerah kami sangat sedikit lulusan sarjana yang bisa mengolah kekayaan itu. Dari segi pendidikan daerah kami rata-rata hanya tamatan SD dan SMP. Oh ya, daerah saya menjadi salah satu tempat mengabdi dari pengajar muda Indonesia Mengajar. Ya itu perkenalan singkat dari saya untuk teman-teman “Anak Indonesia”.
Seorang anak SD melintasi persawahan (Sumber)

           
 Teman, betapa bangganya kita menjadi anak Indonesia. Negeri yang diberi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya alam yang melimpah ruah. Negeri yang dijuluki zamrud kastulistiwa. Negeri dengan dengan permadani hijau yang luas. Negeri dengan beribu-ribu pulau. Negeri ini merupakan surga dunia. Apakah kita tidak bangga, teman?. Ya masalah terbesar negeri ini ialah pendidikan. Kekayaan alam ini tidak bisa kita manfaatkan dengan optimal karena keterbatasan kemampuan kita. Negeri ini belum sejahtera di kekayaan alam negeri ini. Pendidikan serasa hanya untuk anak-anak dari keluarga yang kaya. Tidak berlaku untuk kalang miskin. Jangan berpikiran begitu, pendidikan ialah hak semua manusia di muka bumi ini baik yang miskin maupun yang kaya. Baik yang tinggal di daerah maupun yang tinggal di kota.

Teman, meski kita memiliki kekurangan dan tinggal di daerah yang mungkin jauh tertinggal dari yang lain. Tapi kita bisa meraih cita-cita kita dengan pendidikan. Kita bisa memjaukan daerah kita dengan pendidikan. Dengan keterbatasan yang kita miliki kita yakin bahwa akan selalu ada jalan yang diberikan Tuhan untuk kita. Jangan sia-siakan umur kita yang masih sangat muda. Karena penyesalan dihari tua meruapakan penyesalan yang akan membuat kita akan selalu menderita.

Teman, pernahkah menyaksikan atau melihat anak-anak SD dengan berani melintasi jembatan yang putus di daerah Lebak?. Ya, saat itu berita sampai ke mancanegara. Sampai-sampai dijuluki di luar negeri sebagai jembatan ala “ Indiana Jones” film terkenal yang aksinnya melewati jembatan yang hampir putus. Keberanian yang mereka perlihatkan hanyalah tekat yang kuat untuk bisa meraih ilmu. Meraih pendidikan yang layak. Karena mereka yakin bisa memperbaiki kondisi keluarga dengan menjadi orang yang berpendidikan.
Para pelajar melintasi jembatan yang putus di Lebak (Sumber)


Teman, meski kita di tempat yang berbeda, kebudayaan yang berbeda, warna kulit yang berdeda, dan agama yang berdeda. Kita yakin  bahwa di negeri ini, negeri Indonesi kita bisa mengharumkannya meskipun dengan perbedaan yang kita miliki. Kita memiliki potensi yang sangat luar biasa. Prof. Yohanes Surya mengatakan“tidak ada anak Indonesia yang bodoh”. Adalah sebuah kalimat yang membangkitkan semangat dan motivasi, masih ada sepercik harapan tentang masa depan negeri ini. Semua bisa berprestasi dari anak yang berada di Sabang hingga Merauke. Telah banyak dari teman-teman kita yang telah membuktikan bahwa warna kulit bukan menjadi kendala untuk berprestasi di ajang internasional dan mengaharumkan bangsa Indonesia.
Tim olimpiade internasional dari Papua (Sumber)

Teman, kata kunci untuk merubah hidup kita ialah pendidikan. Pendidikan yang akan membawa kita menuju cita-cita yang kita inginkan. Kita sebagai anak Indonesia tentulah menginginkan kehidupan yang indah di negeri yang sejahtera kelak. Di mana anak-anak Indonesia bisa merasakan pendidikan dengan layak. Ingatlah masa depan negeri kita di tentukan oleh anak-anak Indonesia bukan dari orang-orang yang telah tua usianya. Kita harus yakin kita sebagai anak Indonesia meruapakan penggerak roda perubahan negeri ini dikemudaian hari.

Teman, saya akan menceritakan pengalaman saya mengabdi di desa Sambung, Kabupaten Kudus. Di sana saya melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang kesehatan ternak dan pemberdayaan warga. Ketika itu ada program mendidik anak-anak mengenai mencara cuci tangan yang benar dan pembagian susu geratis. Saat besama anak-anak desa seperti melihat wajah-wajah yang polos. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Di tenggah keterbatasan yang mereka miliki karena kebanyak dari keluarga petani. Saya melihat semangat mereka untuk meraih pendidkan untuk mencapai cita-citanya. Kebanyakkan mereka bercita-cita ingin menjadi seorang guru SD. Ya cita-cita yang sangat mulia. Menjadi guru merupakan cita-cita tertinggi mereka. Melihat senyum dan canda tawa mereka memperikan perasaan yang berdeda. Seolah keterbatasan yang dimiliki mereka bukanlah halangan untuk merasakan kebahagiaan.

(dokumentasi pribadi pengabdian di Desa Sambung)

Teman, saya pernah membaca sebuah novel kisah nyata tentang seorang Kisah anak supir angkot dari kota Batu yang menjadi direktur di New York City. Ya, judul novel tersebut  9 Summers 10 Autumns. Kisah seorang anak yang tinggal di pinggiran kota Batu, Malang yang berjuang untuk merubah kondisi keluarganya meninggalkan kemiskinan dan kebodohan. Iya berjuang menuntut ilmu dengan keterbatasan yang dimilikinya. Perjuangan mendapatkan pendidikan yang saat itu sulit dan menjadi sesuatu yang sangat mustahil melihat keterbatasan yang dimiliki. Dengan ketekunannya hingga iya bisa menjadi seorang sarjana bahkan menjadi seorang direktur di New York City. Semua karena pendidikan yang merubah kondisi hidupnya. Semoga kisah nyata tersebut memotivasi kita sebagai anak Indonesia untuk bisa meraih cita-cita dengan pendidikan.

Teman, Semoga surat ini bisa memberikan perubahan untuk diri kita dan bangsa ini. Apapun ketebatasan kita sebagai anak Indonesia kita harus meraih pendidikan setinggi mungkin. Kita harus berkontribusi untuk keluarga kita dan bangsa kita. Beranilah bermimpi karena mimpi karena mimpi adalah motivasi kita ditengah keterbatasan yang kita miliki.  Mungkin hanya surat ini yang bisa saya berikan untuk seluruh “Anak Indonesia” dari Sabang hingga Merauke. Terimakasih telah membaca surat ini.
Wassalamulaikum wr. wb

“Pendidikan ialah lilin yang menerangi dikala kita mengeluh akan kegelapan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar