Kamis, 12 Juli 2012

Senja di Sambung

Perjalanan panjang selama 10 hari di desa Sambung, Kudus memberikan banyak pelajaran berharga. Ini merupakan perjalanan pengabdian yang dilakukan mahasiswa kedokteran Hewan IPB. Kegiatan ini bukan kegiatan untuk melakukan kewajiban memenuhi sks perkuliahan namun inisiatif dari mahasiswa.

Saya ditempatkan untuk mengabdi di desa Sambung Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus beserta sebelas teman-teman saya. Ini merupakan pengalaman pertama pengabdian di luar provinsi Jawa Barat. Salah satu kendala yang dialami ialah bahasa. Ya bahasa yang digunakan ialah bahasa Jawa. Saya tidak bisa berbahasa Jawa karena saya berasal dari tanah Sunda. Itu merupakan hal yang membuat tidak nyaman karena tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan warga desa. Hal tersebut juga yang membuat kurangnya kontribusi yang diberikan saya kepada setiap kegiatan yang dilakukan.

Bahasa ialah pelajaran pertama agar kita bisa berkontribusi dalam masyarakta. Bagaimana mungikin suatu kontribusi dapat dilaksanakan tanpa adanya suatu komunikasi yang terjadi. Hal itu menyadarkan saya hal yang terpenting iyalah bagimana kita berkomunikasi dengan baik agar yang kita inginkan dapat tercapai. Selain itu bahasa juga memberikan suatu ikatan yang kuat apabila kita bisa berbahasa yang sama dengan masyarakat di sana.


Kali ini kita tidak akan membicarakan mengenai bahasa yang menjadi kendala untuk bisa berkontribusi. Namun kita akan berbicara mengenai suasana pedesaan yang memberikan semangat untuk bisa berkontribusi. Pedesaan yang dipenuhi hamparan luas lahan pertanian untuk para petani menyambung hidup.
Ada satu hal yang tidak dapat ditemui di Kota-kota besar yang ditemui di pedesaan. Hamparan luas lahan pertanian yang membentang sepanjang mata memandang. Inilah sesuatu yang tidak dapat ditemui di kota-kota manapun di Indoneisa. Lahan pertanian yang memberikan suasana yang menenangkan dan memberi kesejukan bila mata memandang. Sebuah hal yang sudah sulit ditemui di kota. Lahan dimana warga desa bergantung pada pertanian untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak.

Sebagian besar pekerjaan masyarakat di Desa Sambung ialah petani dan peternak. Suasana yang berbeda apabila kita bangun dipagi hari melihat para petani bersepedah menuju lahannya menggunakan caping dan membawa penyemprot pestisida. Bagaimana mereka dengan semangat mengayuh sepedah untuk menuju tempat mereka menanam tanaman memberikan motivasi untuk selalu bekerja keras dan iklas menjalani kehidupan ini. 


Suasana seperti itu memberikan motivasi kepada saya bahwa kehidupan bangsa Indonesia yaitu pada bidang pertanian. Majunya suatu bangsa dilihat dari bagaimana kemandirian dan ketahanan pangan demi memenuhi konsumsi warga negaranya. Tidak salah kalau bangsa Indonesia disebut bangsa agraris yang sebagaian rakyatnya bekerja dibidang pertanian secara luas. Pertanian yang memanfaatkan sinar matahari anugrah Yang Maha Kuasa untuk proses fotosintesis tanaman dan kemudian dimakan oleh hewan ternak.

Desa Sambung memberikan suatu makna tentang kesederhanaan dan kerja keras. Sederhana menyukuri kehidupan ini tanpa bermegah-megah. Kerja keras untuk memberikan hasil yang terbaik untuk keluarga dan bangsa. Bahwa sesungguhnya bangsa ini akan maju berasal dari desa-desanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar