Zamrud Khatulistiwa
merupakan gelar yang disandang oleh negara Indonesia sejak dulu. Gelar
tersebut diberikan karena negera Indonesia memiliki panorama indah
dari angksa seperti batu Zamrud yang berwarna hijau. Selain itu negara Indonesia
memiliki luas hutan terluas kedua setelah Brazil. Kekayaan Megabiodiversitas yang tinggi memberikan negera
Indonesia tanaman dan hewan endemik yang hanya ditemui di negara ini. Hutan
Indonesia pula sebagai paru-paru dunia. Yang merupakan organ yang sangat vital
bagi kelangsungan makhluk hidup di dalamnya. Sebagai pemberi oksigen, penyerap
karbondioksia dan menyeimbangkan dunia.
Namun, pada saat ini,
gelar Zamrud Khatuistiwa di pertaruhkan. akibat dari deforestasi yang semakin
hari semakin tidak terkendali. kerusakan hutan terjadi di pulau-pulau yang
memiliki biodiversitas yang tinggi seperti pulau Sumatra dan
Kalimatan. Deforestasi yang terus menerus mengakibatkan luas
hutan berkurang. Menurut peta resmi Kementerian Kehutanan yang
diberikan kepada Greenpeace pada tahun 2013, Indonesia kehilangan setidaknya
1.240.000 hektar hutan dalam periode antara 2009 dan 2011, atau setara dengan
620.000ha per tahunnya. Sektor kelapa sawit adalah pendorong terbesar
deforestasi pada periode 2009–2011, dimana konsesi-konsesi tersebut
teridentifikasi menyumbang sekitar seperempat (300.000 ha) dari hilangnya
habitat harimau[1].
Sumber |
Deforestasi juga
menyebabkan suatu peruhan iklim. Perubahan iklim apabila tidak dicegah akan
terjadi suatu bencana yang akan dialami di bumi ini. Para ilmuwan telah
memperingatkan bahwa kenaikan suhu global harus berada di bawah 2°C (dibanding
sebelum revolusi industri) untuk menghindari dampak perubahan iklim yang lebih
parah. Dampak yang telah diprediksi antara lain adalah banjir yang lebih sering
dan besar, kekeringan, kelaparan serta runtuhnya ekosistem seperti hutan
Amazon, punahnya 20-50% dari seluruh rumpun mahluk hidup dan meningkatnya
permukaan air laut akibat lapisan es yang meleleh [2]. Kepunahan
dari tanaman dan hewan di dalam hutan merupakan kehilangan dari “harta” yang
tak ternilai bagi suatu negara. Jangan sampai “surga dunia” ini hilang
diperlukannya Protect Paradise oleh kita semua.
Hilangnya
hutan, hilangnya pula rumah bagi
hewan-hewan di dalamnya. Kerusakan hutan di Sumatera menyebabkan habitat
dari “sang raja hutan” (red: harimau). Saat ini diperkirakan hanya
sekitar 400 ekor harimau Sumatera yang hidup di hutan-hutan Sumatra. Ekspansi
perkebunan kelapa sawit dan bubur kayu/HTI (Hutan Tanaman Industri)
adalah penyebab hampir dua pertiga kerusakan habitat harimau dalam kurun waktu
antara 2009 sampai 2011[1]. Selain itu perburuan harimau
masih banyak dilakukan baik untuk mengambil kulitnya atau pun pembunuhan akibat dari harimau yang masuk ke
pemukiman warga. Masuknya kepemukiman warga akibat dari hilangnya hutan sebagai
tempat tinggal dan berkurangnya hewan mangsa. Sehingga harimau mencari mangsa hingga
ke pemukiman warga sekitar hutan. Dan sering terjadi konflik Antara warga
sekitar dengan harimau.
Saat ini, harimau Sumatera diklasifikasikan
sebagai ‘terancam punah secara kritis’ dalam Daftar Merah Spesies Terancam
punah IUCN (International Union for Conservation
of Nature) – inventarisasi dunia paling komprehensif
mengenai status konservasi spesies alam liar. Harimau adalah spesies indikator
sebagai tanda vital akan kondisi kesehatan hutan. Ketika harimau tidak lagi
dapat hidup di dalamnya, maka keberlangsungan kehidupan hutan dan spesies lain
di dalamnya juga turut terancam[1]. Untuk menyelamatkan
harimau Sumatera dan spesises lainnya diawali oleh penyelamatkan habitatnya Protect Paradise.
Sumber |
Perubahan
lingkungan menyebabkan pula bermunculannya penyakit zoonotik baru (emerging disease) atau kembalinya
penyakit yang telah ada (reemerging
disease). Seperti penyakit Nipah yang dibawa oleh Kelelawar buah. Outbreak pada tahun 1998 di Malaysia dan
2004 di Banglades. Penyakit tersebut menyebabkan kematian yang tinggi terhadap
manusia yang disampaikan oleh WHO. Semoga tidak terjadi di negara Indonesia.
Sangat penting untuk kita lakukan Protect Paradise.
Hutan-hutan
lain di Indonesia memiliki nasib yang sama seperti Hutan di Sumatera. Deforestasi dilakukan seperti di hutan Kalimantan,
hutan Sulawesi, dan hutan Papua. Jangan sampai hilangnya hewan-hewan endemik
seperti harimau jawa dan yang terancam punah Badak Jawa yang hanya beberapa
ekor terulang di pulau lainnya. Protect Paradise merupakan salah satu kepedulian
kita terhadap kelangsungan Zamrud Khatulistiwa ini.
Mulai
dari sekarang kita harus peduli terhadap hutan Zamrud Khatulistiwa ini. Mulai
dari menggunakan kertas seminimal mungkin. Karena “satu kertas ada dari satu
pohon ditebang”. Dan selalu kampanyekan Protect Paradise kepada
masyarakat. Melindungi hutan itu perlu semua elemen masyarakat tidak harus
mengharapkan pemerintah yang turun tangan saja. Seperti Greenpeace
adalah organisasi kampanye independen yang menggunakan aksi tanpa kekerasan,
dan konfrontasi kreatif dalam mengungkapkan masalah lingkungan global serta
mendorong solusi penting lagi mendasar bagi masa depan yang hijau dan damai[3].
3. Presiden Bertemu Dengan Pemimpin Greenpeace di Rainbow Warrior: Menyambut Warisan Penyelamatan Lingkungan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar