Jumat, 15 Juni 2012

SAATNYA PERTANIAN "GO ONLINE" !!!



Sungguh kita merasa bangga menjadi seorang warga negara Indonesia. Negara yang penuh kekayaan alam yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada negeri ini. Negara yang sebagian penduduknya bekerja dibidang agraris. Negara yang dijuluki jambrud khatulistiwa. Negara dengan permadani hijau yang terlihat dari langit.
 Selain itu negara ini juga dijuluki negera maritim dengan puluhan ribu pulau yang mengelilingi lautan luas di Indonesia. Negara dengan kekayaan alam bawah laut yang melimpah. negara para nelayan handal di dunia.
Ya itu lah negeri Indonesia, negeri agraris dan sekaligus negara maritim dengan segala kelebihan di negara ini. Untuk sepatutnyalah kita "wajib" merasa bangga dengan negera Indonesia ini. Dengan segala masalah di negeri ini kita merasa negeri ini, kita menganggap negeri yang "sangat miskin" bahkan sumber daya manusianya tidak bisa mengelola kekayaan tersebut dengan optimal. Negera kita seakan dijajah oleh produk-produk negara lain. Baik itu elektronik, pakaian, bahkan sayuran dan buah-buah yang sebenarnya kita mampu memproduksi di negeri ini.
Kadang kita merasa antara teknologi informasi dan pertanian itu seperti bumi dan langit yang tidak bisa bersatu. Cepat berkembangnya teknologi informasi saat ini salah satunya yaitu internet. Pada awalnya internet digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk keperluan militer saja. Pada saat ini internet sangat berkembang pesat. Internet digunakan sebagai sarana bertukar informasi, hiburan, sosial network dan lainnya.
Kemajuan internet tidak memberikan kemajuan yang pesat dibidang pertanian. Dengan dibuktikan bahwa negara kita masih mengimpor kebutuhan pokok warga negaranya baik itu beras, gula pasir, kacang kedelai dan bahan pertanian lainnya. Seharusnya dengan kemajuan teknologi informasi dapat sejalan dengan kemajuan pertanian. kemajuan teknologi informasi khususnya internet dapat memberikan solusi untuk meningkatkan produksi pertanian. 
Seakan pertanian itu "gaptek" (gagap teknologi). Masyarakat menganggap pertanian itu tidak membutuhkan teknologi informasi yang berkembang saat ini. Padahal negara kita merupakan negara pengguna internet khususnya social network atau jejaring sosial no. 1 di dunia. 

Grafik penggunaan media sosial - Indonesia
Dari total 62 persen yang mengaku pengguna media sosial di dunia, Indonesia menempati posisi pertama dengan 83 persen. Meskipun total populasi yang menggunakan internet di Indonesia belum sebanyak di negara maju, tetapi data ini menunjukkan perhatian netizen Indonesia yang sangat besar terhadap media sosial.
Amerika Serikat, dan China sebagai dua negara yang termasuk pemilik akses internet terbesar di dunia, masing-masing hanya 61 persen dan 60 persen yang menggunakan media sosial.
Indonesia, menurut data Socialbakers terkini, merupakan negara terbanyak ketiga dalam populasi di Facebook, dengan 43.523.740 pengguna. Sementara di Twitter, menurut data semiocast.com Februari 2012 lalu tercatat pengguna dari Indonesia mencapai 20 jutaan, atau menempati posisi kelima di dunia. Selain aktifitas di jejaring sosial, penelitian ini juga melihat tingkat penggunaan media sosial di forum-forum online.
Data tersebut bukanlah prestasi yang membagakan karena pengguna internet di negara ini hanya menggunakan media jejaring sosial hanya untuk kepuasan diri sendiri.
Dengan potensi yang begitu besar pengguna internet di Indonesia khususnya media jejaring sosial. Banyak hal yang bisa dimanfaatkan untuk saling tukar informasi mengenai pertanian kepada para petani, mahasiswa pertanian, para peneliti, dan masyarakat Indonesia. Dengan itu kita sama bisa mengetahi kondisi terbaru tentang teknologi di bidang pertanian.
Sepeti komunitas Indonesia berkebun yang menggunakan teknologi informasi  untuk melakukan kegiatan berkebun di kota-kota besar. Indonesia Berkebun adalah komunitas yang bergerak melalui media jejaring sosial yang bertujuan untuk menyebarkan semangat positif untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban farming, yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang dikonversi menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif hijau yang dilakukan oleh peran masyarakat dan komunitas sekitar serta memberikan manfaat bagi mereka. 
Membuat suatu inovasi bahwa pertanian itu tidak hanya di pedesaan namun di perkotaan kita dapat berkebun. Mereka membuktikan bahwa jejaring sosial dapat memberikan suatu perubahan besar bagi pertanian di perkotaan.


 Beginilah mereka membuat media jejaring sosial menyatu dengan pertanian. Dari anggapan kita bahwa dunia jejaring sosial tidak bisa merubah pertanian akhirnya anggapan itu bisa dibuktikan oleh komunitas Indonesia Berkebun.
Saatnya kita menggunakan media teknologi informasi untuk membuat suatu perubahan yang bermanfaat bagi bangsa ini. Janganlah kita menggunkan jejaring sosial untuk ber-"galau-galau" ria. Gunakan dengan bijak dan kontribusi untuk pertanian Indonesia. Karena kita merupakan pewaris kekayaan negara ini.

SALAM MAHASISWA PERTANIAN INDONESIA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar